Dunia roh adalah satu alam yang tidak dikenali oleh ramai orang. Bagi sesetengah orang Kristian, inilah tempat mereka menghayati kehidupan mereka setiap hari. Orang Kristian seperti ini lebih sedar akan dunia roh, daripada tempat yang disebut "bumi". Para pendamping mereka yang hidup dalam daging tidak dapat memahami hal ini. Mereka melihat orang seperti ini (yang telah membayar harganya untuk hidup dalam dunia roh) lalu menggelar mereka aneh, fanatik ataupun keliru.
Namun satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh para pengecam mereka ialah mengalahkan jumlah mukjizat yang dilakukan oleh mereka yang sedang hidup dalam dunia roh. Mereka juga tidak dapat mengalahkan khutbah-khutbah Roh Kudus yang disampaikan oleh para pengkhutbah yang hidup dalam dunia roh. Surat Roma pasal 8 ayat 15 dan 16 menyatakan,
Namun satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh para pengecam mereka ialah mengalahkan jumlah mukjizat yang dilakukan oleh mereka yang sedang hidup dalam dunia roh. Mereka juga tidak dapat mengalahkan khutbah-khutbah Roh Kudus yang disampaikan oleh para pengkhutbah yang hidup dalam dunia roh. Surat Roma pasal 8 ayat 15 dan 16 menyatakan,
"Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: " ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama - sama dengan roh kita, bahawa kita adalah anak - anak Allah."
Pada hari ini, kita sedang berdiri di persimpangan jalan. Jika kita tidak mengambil keputusan untuk mematuhi Firman Allah, esok mungkin akan terlambat. Zaman ini sedang menuju ke pengakhirannya. Bila zaman ini berakhir, di manakah kita akan berdiri? Adakah kita akan berdiri dalam daging kita sendiri? Adakah kita akan berdiri kita di dunia kita yang runtuh, sambil menangis dan berusaha untuk mendirikannya kembali? Atau adakah kita akan di dapati sedang mencari Kerajaan Allah?
Kita harus memikul salib kita sendiri dan memakukan diri kita pada ‘kayu’ itu. Kita harus pergi ke ‘kubur’ itu dan menguburkan daging kita. Kita harus menutup ‘peti jenazah’ kita pada saat daging kita menjerit menuntut meneruskan hidupnya. Kita harus membantu para malaikat menimbunkan tanah atas ‘peti jenazah’ kita. Kita mesti menulis ‘batu nisan’ kita sendiri, meninggalkan ‘kubur’ itu lalu membuang debu dari kaki kita, ketika kita berangkat dari situ. Kita mesti meninggalkan ‘kubur’ itu dengan kepala yang menegak dan siap untuk menghadapi umat manusia yang sedang bersedia untuk mengecam.
Orang yang telah mengubah jalan sejarah adalah mereka yang telah mati terhadap daging mereka. Mereka tidak berjalan menuju ke mimbar dengan kekuatan tubuh manusiawi. Mereka melangkah sebagai bejana hampa dan melalui mereka Tuhan Yesus sendiri berbicara kepada umatNya.
Bila kita mati terhadap diri sendiri, satu-satunya hal yang dapat mempertahankan kita untuk tetap hidup ialah hadirat Allah. Kemudian bila kita berjalan menuju ke mimbar atau ke tempat yang lain, kita tidak pergi sebagai diri kita sendiri. Kita pergi sebagai utusan dari Kristus, iaitu Tuhan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.
Bila kita telah mati terhadap diri kita sendiri dan Yesus mendahului serta bercakap melalui kita, maka kita akan bertindak benar, berbicara benar, melihat benar dan berjalan benar. Bila kita menjadi seperti ini, orang lain akan memberikan ulasan bahawa ada suatu kelainan tentang diri kita. Itulah yang di cari oleh dunia.
Kristus menyerahkan diriNya agar Dia dapat dipakai. Kita harus menyerahkan diri kita agar kita juga dapat dipakai. Ketika kita memandang orang yang menderita sakit dan yang dirasuk setan, kita tahu bahawa kedua belah tangan kita tidak dapat menyembuhkan mereka. Kita tidak mempunyai kuasa di dalam diri kita melainkan kuasa yang datang dari Yesus.
Prestasi dunia tidak memberi kesan ke atas Allah, tetapi doa dapat menggerakkan Tuhan. Rahsia memahami Roh Kudus dan mempersilakanNya mengalir dalam hidup kita ialah dengan menyerahkan diri kita kepadaNya. Roh Kudus tidak menerima perintah dari manusia.
Dia tidak bekerja berasaskan rumus. Dialah yang memberikan perintah dan kitalah yang mematuhinya. Dialah yang mengalir dan kitalah yang tunduk.
Alkitab di dalam surat 2 Korintus pasal 4 ayat 7 menyatakan bahawa kita diibaratkan bejana tanah liat yang tidak bernilai tetapi diisi dengan kekuatan Allah. Begini bunyinya,
"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahawa kekuatan yang melimpah- limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami."
Bejana-bejana emas dan perak hanya mahu mengunjungi orang yang berkedudukan tinggi. Bejana-bejana emas dan perak menginginkan sebahagian dari perhatian, semarak dan kemuliaan Allah. Namun mereka biasanya mempunyai kuasa yang sedikit atau tiada sama sekali. Mereka itu hanyalah suatu perkakas biasa sahaja. Allah sedang mencari orang yang telah memberi diri sepenuhnya kepada Roh Kudus. Dia sedang mencari peribadi yang mahu menyerahkan segala- galanya kepada Dia untuk pelayanan. Bila pengorbanan seperti ini terjadi dalam gereja secara menyeluruh, kita akan menyaksikan pencurahan Roh Kudus yang besar.
Jadi, tidak ada suatu apapun yang dapat menghentikan pencurahan besar Roh Kudus itu. Gerbang neraka tidak dapat mencegah hal-hal yang terjadi di tengah-tengah kita. Tiada apapun yang dapat menghentikan hal yang telah dimulai oleh Allah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan